CIREBON, KOMPAS.com - Polisi menggerebek markas ajaran "Surga Eden" di Cirebon karena diduga mempraktikkan sesuatu yang tak lazim. Kepada pengikut wanita, pimpinan yang diduga aliran sesat itu mewajibkan melayani kebutuhan biologis sang pemimpin, Imam Ahmad Tantowi (57).
Puluhan pengikut wanita diduga menjadi korban sang pemimpin. Alasannya, setiap pengikut wanita harus menyucikan diri agar bisa menjadi bidadari. Sementara itu, khusus pengikut yang akan menikah terlebih dulu harus menyerahkan tubuhnya kepada Iman. Tak ada data pasti berapa jumlah pengikut aliran tersebut, tetapi diperkirakan jumlahnya puluhan orang, sebagian besar adalah wanita.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Dade Achmad kepada wartawan di Mapolda Jabar mengatakan, penggerebekan dilakukan di Dusun Blok Pon, RT/RW 04/05 Desa Kamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, kemarin. Dalam pemeriksaan, sang pemimpin, Imam mengaku, melakukan praktik tak lazim itu sebagai syarat 44 untuk mencapai kesucian.
"Saat disucikan, calon pengantin harus mengikuti kemauan pemimpinnya. Seperti memijat hingga dipaksa berhubungan badan," jelas Ahmad.
Menurut Dade, Imam mengaku sebagai Tuhan. "Dia mengakungaku sebagai Allah dan harus disembah oleh pengikutnya," jelas Dade.
Selain ada yang mengaku Allah, lanjut Dade, ada pula pengawal sang pemimpin yang diangkat sebagai Jibril. Dia yang mengaku Jibril ini bernama Imam Junaedi (36). Istri sang pemimpin, Endang (33), turut diamankan di Mapolda Jabar. "Total yang diamankan sementara ini 13 orang," ucap Dade.
Petugas Polda Jabar dibantu Polsek Sumber dan Polsek Mundu tiba di lokasi Kamis pagi dan langsung menemui Ahmad yang berada di rumah. Setelah memberi penjelasan, petugas pun langsung membawa Ahmad, istri, dua anak, dan pembantunya ke Mapolda Jabar di Bandung untuk dimintai keterangan.
Saat penangkapan, Ahmad terlihat pasrah, tidak melawan. Sementara itu, rumah tinggalnya yang berada tepat di depan Lapangan Kamengkang diberi garis polisi. Petugas Polsek Mundu pun berjaga jaga, untuk mengamankan rumah beserta isinya. Maklum di rumah bercat putih-hijau itu terdapat sejumlah barang berharga dan benda benda antik, karena sang pemilik merupakan pecinta barang-barang antik dan mengoleksinya di rumah.
Penangkapan ini berawal darn laporan mantan anak buah Ahmad yang bernama Andi. Andi melaporkan jika mantan bosnya ini mengajarkan aliran sesat dan mengaku Tuhan yang berwujud di alam semesta. Kepada para pengikutnya, Ahmad pun mengaku sudah menciptakan surga beserta para bidadarinya di kawasan Cirebon.
"Menindaklanjuti laporan Andi, kepolisian membawa Ahmad ke Mapolda Jabar untuk dimintai keterangan. Apa benar dia mengajarkan aliran sesat atau tidak," ujar seorang petugas dari Polsek Mundu yang enggan menyebutkan identitasnya.
Penangkapan Ahmad cukup mengagetkan warga sekitar. Pasalnya, selama ini, gerak-gerik Ahmad tidak mencurigakan, termasuk dugaan penyebaran aliran sesat. Ahmad, begitu sapaan tetangga. Warga pun tidak menyangka jika Ahmad menyebarkan aliran sesat.
"Kami enggak tahu apa-apa. Pak Ahmad itu orangnya biasa biasa saja, tidak ada yang patut dicurigai. Tapi memang, kami belum pernah tahu dalam rumahnya," ujar papar salah seorang tetangga, Dulhari (50).
Dulhari mengaku, di mata dia dan para tetangga lain, Ahmad berprofesi sebagai pebisnis. Tak heran jika kerap banyak tamu baik dari Cirebon maupun luar kota. "Tapi kami tidak tahu persis, apa yang dilakukan Pak Ahmad bersama para tamu tersebut. Kami belum pernah masuk ke rumahnya sih, baru tadi saja saat ada polisi," kata Dulhari.
Dalam keseharian, tutur Dulhari, Ahmad belum pernah melakukan tindakan yang mengganggu warga sekitar. Malah, belum pernah sekalipun mengajak para tetangga untuk menjadi pengikutnya. "Orang shalat saja, berbaur dengan warga. Dia orangnya terbuka dan baik. Baiknya, ya sering menyumbang setiap kali ada kegiatan seperti acara 17-an (Peringatan Hari Kemerdekaan RI, red)," jelas Dulhari.
Rumah tinggal Ahmad terletak persis di depan Lapangan Kamengkang. Rumah tersebut diberi gapura dan papar tinggi. Di halaman rumah terdapat sejumlah tanaman, termasuk pohon belimbing yang ditanam persis di dekap gapura.
Sebagai pecinta dan kolektor barang antik, rumah tinggal Ahmad memang didesain cukup unik. Bagian depan rumah dipasangi banyak lukisan dan patung-patung binatang dari tanah liat. Sementara di dalam rumahnya, ada banyak guci, batu giok dan lukisan. Di dalam rumah, diisi oleh sekitar tujuh orang, termasuk para pembantu dan saudara-saudara Imam.
Penangkapan Imam Ahmad Tantowi ini cukup mengundang perhatian banyak orang. Selain para wartawan, tetangga juga seolah tidak mau ketinggalan, ingin menyaksikan. Bahkan setelah penangkapan, rumah tersebut masih menjadi pusat perhatian para tetangga. Terlihat tetangga, masih berkumpul di depan rumah. (Warta Kota/tribun Jabar/tat)
Kamis, 14 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar